Sajak ibukota di hamparan jalan raya mata lelah berkusam wajah ringkuk ini badan bergumam sejalan tidak ada gundah tersirat kini maju jalan mobil orang berdasi lihat kibaran benderaku ini merah putih bukan kainku adalah jiwa adalah raga sekali-kali jangan kau ubah lain lagi! biar bukan istana tempatku biar jalur kereta naunganku biar nasi bungkus dan tempe bacem biar yang peduli atau tidak ambil duli tiada butuh aku dikasihani getar gemetar tubuhku, Ah! persetan ! Kibaran ini biar kujalani sampai mati. Tanti 160708 2. PRAJURIT JAGA MALAM Karya : Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ? Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini Aku suka pada mereka yang berani hidup Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu...... Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
(1948) Siasat, Th III, No. 96
3. Bangkit Dipopulerkan oleh Deddy Mizwar Bangkit itu… Susah
Susah melihat orang lain susah Senang melihat orang lain senang Bangkit itu… Takut Takut korupsi Takut makan yang bukan haknya Bangkit itu… Mencuri Mencuri perhatian dunia dengan Prestasi Bangkit itu… Marah Marah bila martabat bangsa dilecehkan Bangkit itu… Malu Malu jadi benalu Malu karena minta melulu Bangkit itu… Tidak ada Tidak ada kata menyerah Tidak ada kata putus asa Bangkit itu… Aku Untuk Indonesiaku 4. BANGKITLAH DARI KEBODOHAN TataSutabri MASA demi MASA berganti Selalu SEPI akan Prestasi Terkontaminasi oleh AMBISI & KORUPSI ::ngakak2:: Bumi Pertiwi seakan...Mati Suri
Paradigma Anak Bangsa LESU Terbelenggu oleh NAFSU & Budaya PALSU ::hohoho:: Ijazah Palsu, Pemimpin Palsu, Gelar Palsu, Uang Palsu... Oli Palsu, Telor Palsu, Guru Palsu, Polisi Palsu... PALSU selalu terpicu setiap WAKTU
Anak NUSA Pemimpin Bangsa Jagalah sikap dari perbuatan MURKA ::bweekk:: Kikis habis mental Penguasa SARA Jadilah pelayan JAGAD Nusantara
KEBANGKITAN NASIONAL Citra Derajat Bangsa Tumbuhkan sikap kepahlawanan ::unggg:: Menjadi FIGUR Panutan & Tauladan Untuk BANGKIT dari KEBODOHAN Semoga TUHAN mengabulkan... 12-05-2007, 09:49 AM Puisi untuk HARI KEBANGKITAN NASIONAL, 20-Mei-2007. 5. Untuk Anakku Oleh: Dr. Susilo Bambang Yudhoyono Anak-anakku, Kau bangun mahligai cinta di taman kehidupanmu yang teduh hari ini Kembang kasih tengah mekar di hatimu Bersemi, Merajut hari-hari, yang telah lama kau titi Kau tengadahkan jiwa dalam lantunan tembang kesyukuran abadi Tetapi, kutitip pesan untukmu, anak-anakku Taman bathin yang kau sirami dengan cahaya harapan dan keindahan tak kan selalu cerah, meski tak kering berkah Jika kau tatap jaman di kejauhan engkau tengah berlayar di arung Samudera raya di antara karang, topan dan bulan purnama Perjalananmu panjang, anakku dan tak miskin rintangan serta godaan Namun, layar telah kau kembangkan Jangan surut dan tertinggal di buritan Satukan jiwamu, jemput masa depanmu, di tanah kemenangan Abadi dalam keberkahan Tuhan 6. Kepada Saudaraku M. Natsir karya : Hamka Meskipun bersilang keris di leher Berkilat pedang di hadapan matamu Namun yang benar kau sebut juga benar Cita Muhammad biarlah lahir Bongkar apinya sampai bertemu Hidangkan di atas persada nusa Jibril berdiri sebelah kananmu Mikail berdiri sebelah kiri Lindungan Ilahi memberimu tenaga Suka dan duka kita hadapi Suaramu wahai Natsir, suara kaum-mu Kemana lagi, Natsir kemana kita lagi Ini berjuta kawan sepaham Hidup dan mati bersama-sama Untuk menuntut Ridha Ilahi Dan aku pun masukkan Inilah puisi gubahan Hamka yang diberi judul "Kepada Saudaraku M. Natsir". Puisi ini ditulis Hamka di Ruang Sidang Konstituante pada 13 November 1957, setelah mendengar pidato Moh. Natsir di Majlis Konstituante. 7. KU KALUNGKAN SETIA Bila engkau menjunjung nama, nama seorang pemimpin Lembut lenggang, tenteram langkah ku tiadalah lain Akan ku bukakan pintu bagimu Dengan tangan setia seorang isteri Akanku tutupkan jendela malam mu Dengan hembusan takwa di sudut hati. Bila engkau menjunjung nama, nama seorang pemimpin Ku payungkan hamparan takdir seribu yakin Ketika gelisah membelah tenang dada mu Dibeban cinta membela rakyat Negara, bangsa, agama menantimu Cekal! Cekalkan lelah relamu Aku bersama debarnya, menghulurkan kudrat. Selagi engkau bernama pemimpin, bagi ku tentulah sudah Betapa pengorbanan sangat penting Namun jangan kau gentar Aku biasa jadi lilin, aku biasa bisikkan di telinga mu, “Teruskan berjuang pemimpin agung” Bagaikan kata pujangga lama, pusaka indah Tabahkan jiwa, teguhkan iman Pantang undur menempuh dugaan”. 8. PENYAMBUNG MERDEKA Berkurun dulu manusia silih berganti mati di pangkuan pertiwi untuk pewarisnya yang tinggal terurai belenggu bernama hamba lalu menghirup udara merdeka. Sejarah juga berkata ada manusia-manusia rakus pengintai kelalaian, merentas seluruh hukum manusia lalu mengikat kembali belenggu kepada manusia merdeka yang leka. Demikian………………………. sandiwara manusia dalam menterjemah rupa merdeka tanpa takut, tanpa rasa dosa yang dikira berkuasa atas manusia lain. Anak-anak warisku begitu sejarah merdeka manusia silih berganti maknanya kekadang entah di mana. Anak-anak ku Hari ini bara merdeka yang digenggam perlu subur didadamu dilengkari pagar bernama maruah. Gemala yang menyinari seluruh pelusuk pertiwi bahang sinarnya pula menyinari jalan merdeka yang di kiri kanannya terpacak gagah si Jalur Gemilang. 9. ...
Terima kasih pada satu pengobanan Dato’ Maharajalela, Rosli Dhobi Darah merahmu terhimpun dalam dupa merdeka Terima kasih pada satu usaha Tunku, Tun Razak, Tun Hussein dan Dr. Mahathir, sentuhan merdekamu seindah rembulan dipuncak menara keringat sengsara mu mengalir mencipta pustaka jaya sebagai pusaka merdeka. Anak-anakku kerana mereka Hari ini kita mengenali wajah kita Hari ini kita memahami cita rasa kita Hari ini kita memilih untuk kita Hari ini kita memakai baju kita Hari ini kita bina arah kita Hari ini kita bukan lagi hamba kita merdeka, kita bahagia! Anak-anak ku kau hidup selesa d dada merdeka persara asasi manusia Satu harga diri satu kebebasan yang sejati terserah padamu sebagai milik abadi. Anak-anak ku Hidupmu untuk merdeka jiwamu sandarannya akal budimu harus merdeka untuk mencipta khazanah kita! baru lantas kita bicara yang kita penyumbang merdeka! HABIBAH ZON (diambil dari www.patriotisme.net.my) |